FEB UMSU I Perundungan atau yang lebih sering dikenal sebagai bullying adalah segala tindakan agresif baik bentuknya verbal, fisikal, sosial atau psikologis dari seseorang yang menganggap dirinya lebih kuat dibanding orang lain. Tindakan bullying bisa memiliki dampak jangka panjang yang sangat berbahaya terhadap korbannya.
Untuk itu penting bagi masyarakat terutama guru dan orang tua untuk memahami bullying, berupa ciri-cirinya, tanda-tandanya, dan bagaimana cara mengatasinya agar dapat mencegah terjadinya bullying.
Bullying bisa terjadi di berbagai lingkungan, Praktisi psikolog, Trisa Genia C. Zega, M.Psi., dalam acara Webinar Rise Against Bullying (RISING) 2021 yang diselenggarakan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) mengatakan bullying bisa terjadi pada lingkungan apa saja termasuk pendidikan.
“Bullying berkaitan dengan sebuah pertemanan, terutama untuk orang-orang yang dalam proses pendidikan. Dalam pertemanan, terdapat kompleksitas yang berpeluang memunculkan adanya bullying,” ungkapnya seperti dikutip dari laman Unpar, Senin (22/11/2021).
Trisna menjelaskan bahwa bullying juga dapat terjadi pada siapa saja, seperti saudara kandung, guru ke siswa, siswa ke guru, orang tua ke guru, orang tua ke anak, atasan ke bawahan. Bahkan bullying juga bisa muncul dan terjadi oleh orang yang tidak dikenal sekalipun dan di tempat manapun
“Bukan hanya terjadi di sekolah, namun bullying dapat terjadi dalam dunia kerja. Selama di dalam suatu lingkungan terdapat relasi, dan pergaulan, maka terdapat peluang munculnya masalah bullying,” katanya.
Trisna mengatakan sebanyak 40% anak-anak di Indonesia meninggal bunuh diri akibat tidak kuat terhadap bullying. Sebanyak 38.41% mengaku pernah menjadi pelaku tindakan perundungan siber, sedangkan 45.35% mengaku pernah menjadi korban.
Oleh karena itu, penting untuk dilakukan bagaimana lebih waspada terhadap kasu-kasus bullying. Menurut Trisna, terdapat banyak bentuk perundungan yang paling sering dilakukan diantaranya adalah:
– exclusion seperti pengucilan kawan
– denigration seperti pencemaran nama baik atau fitnah
– harassment yang bisa berupa meninggalkan komentar kasar atau meneror melalui pesan beruntun.
“Dan biasanya memiliki kekhasan di setiap usia maupun pada jenis kelamin tertentu,” tutur Trisa.
Selain perilakunya, penting juga mengetahui ciri-ciri orang yang suka melakukan bullying di antaranya adalah tidak suka apabila melihat orang yang bahagia. Pelaku bullying akan berusaha bagaimana caranya supaya korban menderita.
“Sebetulnya ada sesuatu hal yang terjadi kepada pelaku bullying ini sehingga mereka tidak ingin orang lain hidupnya bahagia,” katanya.
Trisa berharap supaya masyarakat lebih banyak yang menyadari bahwa bullying memiliki dampak yang serius terhadap korban maupun terhadap pelaku.
Karena korban akan mengalami permasalahan dalam kesehatan mental. Bullying yang dialami oleh anak dapat terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang kata Trisa.
“Karena korban merasa tidak berdaya, dianggap bercanda, terjadi secara terselubung yang sulit dibuktikan, dan tidak ada yang menyadari bahwa ini bahaya,” tegasnya.Tanda-tanda seseorang jadi korban bullying Terdapat tanda-tanda yang dapat dikenali pada korban bullying yaitu:
– Murung atau mengurung diri di kamar
– Malas ke sekolah/kampus dan berinteraksi dengan orang-orang terkait
– Luka, memar, baju sobek, tanpa sebab jelas
– Mengeluh sakit sebelum ke sekolah/kampus
– Sering kehilangan uang atau bekal makanan
– Cemas dan sulit tidur
Sumber : Detik.com